Sejarah sabung ayam toraja Adalah Adat dan Tradisi Bangsa Indonesia, Menjadi Permainan Tradisional Masyarakat Pecinta Sabung Ayam di Tanah Toraja, Sulawesi.
Sejarah Sabung Ayam Toraja
Memiliki Arti Dalam Kata Kerja Yang Artinya untung-untungan (usaha atau percobaan terakhir) :
1. Biar Kalah — Asalkan menang sorak, biar harta habis asal hati senang (senang), Lalu Pengertian Taji Memiliki Arti anggota yang keras serta runcing pada kaki Ayam jantan, susuk.
2. Susuk Dari Tembaga, besi, dan sebagainya dipasang pada kaki Ayam Sabungan : — bentuk, bengkok, golok, dll, tiruan pisau atau benda tajam lain yang dipasang pada taji Ayam.
Jadi Sabung Taji Sendiri Sama Saja dengan Turnamen Pertandingan Sabung Ayam Menggunakan Pisau. Taji adalah senjata tajam yang membawa ukuran sangat kecil (mini).
Sejarah Sabung Ayam Toraja Di Indonesia
Dalam kebudayaan Tanah Toraja sendiri Sabung Ayam merupakan kebudayaan yang udah melekat lama. Menurut M Farid W Makkulau, Manu’ (Bugis) atau Jangang (Makassar) yang bermakna Ayam, adalah kata yang sangat lekat dalam kehidupan masyarakat Bugis Makassar. Gilbert Hamonic mengatakan bahwa kultur bugis kental dengan mitologi Ayam. Sampai Raja Gowa XVI, I Mallombasi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin, digelari “Haaantjes van het Oosten” yang bermakna “Ayam Jantan dari Timur.
Adu Ayam Jago atau biasa disebut Sabung Ayam merupakan permainan rakyat dimana dua Ayam jago saling di adukan. Permainan ini merupakan perkelahian Ayam jago yang punya taji dan terkadang taji Ayam jago ditambahkan dan terbuat dari logam yang runcing. Permainan Sabung Ayam pertama terjadi di india serta asia kurang lebih pada tahun 1400 sebelum saat masehi. Awalnya, dua orang yang punya Ayam jago masuk ke arena. Setelah itu, keduanya memasangkan taji pada ke dua kaki Ayam masing-masing. Jumlah taji yang dipasang tergantung kesepakatan, bisa satu atau dua bilah. Taji dipasang di kaki Ayam dengan ujungnya menghadap ke belakang dan posisi agak miring.
Setelah masih-masing Ayam bertaji, ke dua Ayam dilepaskan seiring saling berhadapan. Keduanya dibiarkan untuk berkompetisi hingga terdapat yang kalah. Tanda kalah biasanya berupa Ayam lari, Ayam mati terkena taji, atau Ayam diam saat diserang. Selama beradu, pemilik Ayam berada di luar arena dan tidak boleh masuk untuk mengambil Ayamnya sebelum dinyatakan kalah.
Peraturan Sabung Ayam Toraja
Jika Ayam diam saat diserang, Ayam dinyatakan kalah. Akan tetapi, untuk memastikan, pemiliknya akan menyita Ayamnya, selanjutnya memasangkan kayu bercagak yang udah disiapkan pada leher Ayam. Selanjutnya, Ayam yang menang diperintah mematuk kepala Ayam tersebut. Jika bisa mematuk hingga 3 kali, maka ia dinyatakan menang. Adapun jika tidak, maka permainan dianggap seri.
Terkecuali judi, pada saat Sabung Ayam dilaksanakan, biasanya sang Ayam akan dilengkapi oleh ‘senjata’ yang mematikan. Dan biasanya ditempatkan pada kaki-kaki Ayam yang diadukan, yaitu sebuh pisau kecil dan sangat tajam. Biasanya Ayam yang akan diadukan merupakan pejantan, dan akan saling mengalahkan, hingga keliru satu mengalah apalagi mati di arena Sabung Ayam.
Sekilas artikel kami yang membahas tentang Sejarah Sabung Ayam Toraja Di Indonesia. Semoga infomasi yang kami bagikan dalam artikel di atas dapat berguna untuk para sobat penggemar Sabung Ayam Online. Sekian dan Terima kasih Atas perhatian para Sobat.